Sabtu, 26 November 2011

10 Desa Dikampar Kiri Hulu Diterjang Air Bah

KAMPAR (RP) - Banjir bandang melanda Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar sehingga merendam sepuluh desa hingga malam tadi. 

Sementara dua warga dilaporkan hanyut dan seorang di antaranya ditemukan meninggal. 

Dua lainnya sedang dalam pencarian. Data sementara, sebelas rumah hanyut. Desa yang terendam itu adalah Gajah Bertalut, Aur Kuning, Tanjung Beringin, Pangkalan Serai, Sebayang Jaya, Tanjung Belit, Tanjung Belit Selatan, Muarobio, Batu Sanggan dan Terusan.

‘’Sampai kini warga masih mencari dua korban lagi yang dilihat warga hanyut dan minta tolong. Namun karena air cukup deras, warga tak bisa mengejar,’’ ujar Camat Kampar Kiri Hulu, Martius pada Riau Pos melalui ponselnya Jumat (25/11).

Dijelaskannya, hujan deras di Kecamatan Kampar Kiri Hulu sejak Kamis siang membuat air sungai meluap. Arus air yang deras membuat warga tambah tak siap menghindarinya. 

Tiga korban yang belum diketahui identitasnya ini adalah warga yang memang tinggal di kebun karet dan bekerja sebagai penakik getah di kebun warga. Begitu air menerjang, mereka tak tahu hingga akhirnya hanyut. ‘’Ada beberapa warga yang melihat mereka hanyut dan berusaha menolong,’’ ujarnya.

Sementara itu, 35 rumah di Desa Domo Kampar Kiri Hulu juga terendam banjir. Informasi yang dihimpun Riau Pos, Jumat (25/11), banjir mulai terjadi sejak Kamis (24/11) petang. Tapi kondisi terparah terjadi pada Jumat pagi sekitar pukul 05.00 WIB, sehingga sempat membuat warga panik.

Sebelas rumah yang hanyut itu terdiri dari 6 rumah di Desa Aur Kuning, empat di Desa Batu Sanggan dan satu di Desa Sebayang Jaya. Satu SMP juga dilaporkan terendam banjir. 

Tiga warga yang hanyut merupakan warga Desa Gajah Bertalut. Banjir bandang yang berlangsung cukup cepat dan singkat itu mengakibatkan lebih dari 60 ton karet warga yang sudah dipanen hanyut terbawa arus.

Banjir bandang serupa pernah terjadi pada 2006. Namun kondisi 2011 ini lebih parah. 

‘’Banjirnya memang berlangsung hanya dalam hitungan jam, tapi dampaknya begitu besar ke masyarakat,’’ ungkap Sekretaris Camat Kampar Kiri Hulu, Jurizal pada Riau Pos. 

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kampar, Ir Fauzi Nurta MT kemarin langsung memimpin penyaluran bantuan menuju lokasi banjir bandang. 

‘’Begitu dapat laporan, tim BPBD Pemkab Kampar bersama pihak terkait langsung menuju lokasi dan membawa boat, tenda, dapur umum,’’ ungkapnya. Tim yang turun terdiri dari 10 anggota Tagana, lima dari Dinas Sosial Tenaga Kerja (Disosnaker), enam dari BPBD dan lima relawan.

Menurut Camat Kampar Kiri, Febrinaldi Tridarmawan SSTP MSi, 35 rumah penduduk di pinggir Sungai Sebayang tepatnya di Desa Domo juga turut terendam banjir. Warga yang menempati 20 rumah, sudah mengungsi ke rumah kerabat. Desa Padang Sawah dan Desa Teluk Paman Timur juga mulai dimasuki banjir. ‘’Kami tetap saling koordinasi untuk siaga bersama Linmas, Tagana dan aparat desa,’’ ujarnya.

Ditambahkan Febri, beberapa desa yang juga rentan banjir di daerah aliran Sungai Sebayang selain desa di atas adalah Sungai Liti dan Kuntu. ‘’Kini kondisinya memang sangat tergantung kondisi cuaca. Jika curah hujan tinggi, kemungkinan banjir bisa terjadi lagi,’’ tukasnya. 

Hingga pukul 20.00 WIB tadi malam, banjir sudah makin meluas di Kampar Kiri. Lebih kurang 175 rumah di Desa Kuntu terendam juga puluhan hektare lahan pertanian. 

Informasi dari warga bernama Dodi, 60 kepala keluarga di Desa Tanjung Belit Kampar Kiri Hulu juga terendam banjir kiriman dari hulu sungai. Sebagian besar warga di desa yang terkena banjir yang bermukim di Lipatkain berkumpul di jembatan Rakik Godang, Lipatkain Selatan melihat benda-benda berharga yang hanyut yang masih mungkin diselamatkan.

Banjir juga dialami Desa Kuntu, Kecamatan Kampar Kiri setinggi 1,5 meter. Sekdes Kuntu, Afrianto Agus menyatakan, banjir mulai menggenangi desa sejak pagi Jumat (25/11). Hingga kini tercatat 150 rumah digenangi banjir. 

‘’Namun belum ada yang mengungsi karena umumnya warga membangun loteng untuk menyimpan barang,’’ ujarnya.

Meski halaman sekolah juga digenangi banjir, sampai Jumat, siswa masih sekolah. Jika banjir masih akan naik, baru sekolah diliburkan. ‘’Sementara yang mengkhawatirkan adalah kondisi kebun dan ternak warga yang juga direndam air. Banyak ternak hilang,’’ ujarnya.

Tim Tertahan di Gema
Tim penanggulanan bencana yang terdiri dari berbagai instansi terkait di Kampar dan dari Basarnas Provinsi Riau tertahan di Desa Gema, Kecamatan Kampar Kiri Hulu. Tim belum bisa menembus lokasi banjir di Kampar Kiri Hulu karena derasnya arus sungai yang sangat berisiko dilalui.

Menurut Kapolres Kampar AKBP Trio Santoso melalui Kapolsek Kamparkiri, Kompol Julian Iskandar, hasil pengumpulan data pihak kepolisian, hingga pukul 19.45 WIB tadi malam, jumlah desa tenggelam ada 8. 

Yaitu Gajah Bertalut, Aur Kuning, Tanjung Beringin, Pangkalan Serai, Sebayang Jaya, Tanjung Belit Selatan, Muarobio dan Batu Sanggan. 

11 rumah hanyut masing-masing 6 di Aur Kuning, 1 di Sebayang Jaya, 4 di Batu Sanggan. ‘’Korban manusia, dua hilang, satu meninggal. Kerugian lain karet lebih kurang 60 ton. Sampai malam ini (tadi malam, red) korban yang hilang belum ditemukan,’’ ujarnya. 

Dalam penanggulangan banjir bandang, tim menemui hambatan di lapangan antara lain transportasi terputus karena boat yang tersedia tak mampu menembus derasnya arus sungai. Lokasi bencana juga tak dapat dilalui lewat jalan darat karena memang belum ada. Sinyal telepon seluler pun tak terjangkau. 

‘’Sambil menunggu banjir surut, seluruh tim masih tertahan di Desa Gema Kecamatan Kampar Kiri Hulu dan telah mengadakan posko penanggulangan bencana alam. Di antaranya ada Polri, TNI, Ketua Komisi IV DPRD Kampar Repol SAg, Basarnas Riau, Tagana Dinas Sosial Tenaga Kerja (Disosnaker) Kampar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar, tim medis dan masyarakat setempat,’’ ungkapnya.

Pemkab Kirim Perlengkapan Bencana
Banjir bandang sudah diantisipasi Pemkab Kampar dengan menyiapkan perlengkapan penanggulangan bencana. 

Menurut Wakil Bupati Kampar Teguh Sahono, Pemkab sudah mengirim tenda, speed boat, logistik, makanan, tim medis dan tim terpadu penanggulangan bencana. ‘’Insya Allah sore ini (Jumat kemarin, red) sudah kita kirim,’’ kata Teguh.

Salah seorang tauke karet pribumi di Desa Pulau Pencong, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Muja mengakui, banjir bandang telah menghanyutkan sekitar 60 ton karet ojol petani yang diapungkan di Sungai Sebayang. 

‘’Harga karet ojol sekarang sekitar Rp15.000 per Kg. Maka kerugian petani karet sekitar Rp900 juta,’’ ujar Muja.    

Dikatakannya, kejadian ini lebih besar dibanding 1978. Untuk mencapai ke lokasi tak bisa jalan darat. Harus pakai speed boat dari hilir menuju hulu Sungai Sebayang yang melawan arus deras. Jalan darat dari Desa Kuntu ke Desa Gema sudah diaspal hotmix. 

Tapi dari Desa Gema ke desa-desa yang terkena banjir bandang di hulu Sungai Sebayang, dulunya sempat ada proyek pembukaan jalan. Namun akhirnya ditutup karena dianggap ilegal dan masuk dalam suaka Bukit Rimbang Baling. Akibatnya, desa-desa di hulu ini pun terisolir.

BPDBD Riau Turunkan Tim Reaksi
Dapat laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar, tim BPBP Provinsi Riau langsung menurunkan tim reaksi cepat, bergabung dengan tim reaksi cepat BPBD Kampar. Di lokasi sudah tergabung tim kesehatan, Kesbang Linmas Kabupaten Kampar dan Badan SAR. 

Menurut Kepala BPBD Riau, Syamsurizal, untuk peralatan sudah disiapkan boat, tenda, dapur umum, dan keperluan lainnya. ‘’Kondisi sekarang sudah mulai surut. Yang kita waspadai yang di Gunung Sahilan, diprediksi akan banjir lagi,’’ jelasnya, Jumat (25/11) dari TKP.

Bangko Dikepung Banjir
Sementara dari Kabupaten Rokan Hilir dilaporkan, sejumlah kawasan pemukiman penduduk di Kota Bagansiapi-api mengalami banjir. Itu karena curah hujan yang tinggi sepekan terakhir.(why/rdh/azf/gus/*3/*1) 


Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar